Yogyakarta — Fakultas Ushuluddin
dan Pemikiran Islam (FUPI) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta menyelenggarakan Sosialisasi
Empat Pilar MPR RI dengan tema “Mengelola Wacana Keagamaan yang Selaras
dengan Prinsip Kebangsaan” pada Jumat, 12 Desember 2025, bertempat di Smart
Room Lantai 2 FUPI. Acara yang berlangsung pukul 09.00–11.30 WIB ini dihadiri
oleh 166 mahasiswa dari berbagai program studi di lingkungan FUPI.
Acara dipandu oleh MC Fikri
Hanapian, mahasiswa S1 Sosiologi Agama, sedangkan sesi pemaparan materi
dimoderatori oleh Putri Nurul Faizah, mahasiswa S2 Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir.
Dekan Fakultas Ushuluddin dan
Pemikiran Islam, Professor Dr. H. Robby Habiba Abror, S.Ag., M.Hum., hadir
memberikan sambutan pembuka. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan seruan
empati atas musibah banjir yang melanda beberapa wilayah di Indonesia.
“Sebelum memasuki agenda inti, mari kita panjatkan doa untuk saudara-saudara
kita di Aceh, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara yang sedang mengalami musibah
banjir. Bangsa kita tengah diuji, dan sebagai sesama anak bangsa, minimal kita
hadir dengan empati dan kepedulian,” ujarnya.
Acara kemudian resmi dibuka oleh Dr.
H. Hilmy Muhammad, M.A., Anggota MPR RI/DPD RI perwakilan DIY sekaligus juga
pengasuh Pondok Pesantren Krapyak Yogyakarta, yang juga menjadi narasumber
utama. Dalam pemaparan materinya, beliau menekankan pentingnya revitalisasi
nilai-nilai kebangsaan di tengah tantangan sosial yang semakin kompleks.
“Sebagai negara besar, Indonesia sedang menghadapi banyak persoalan. Masih ada
masyarakat di berbagai daerah yang belum merasakan kesejahteraan secara layak.
Kita juga tengah mengalami krisis keteladanan. Karena itu, sangat penting bagi
kita semua untuk kembali memaknai dan menghayati Pancasila, kemudian
benar-benar mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari terutama kalian
para mahasiswa,” tegasnya.
Selain Dr. Hilmy Muhammad, turut
hadir sebagai narasumber kedua Dr. Ahmad Salehudin, S.Th.I., M.A., Wakil Dekan
III FUPI, yang melengkapi diskusi dengan perspektif akademik mengenai hubungan
antara wacana keagamaan dan komitmen kebangsaan.
Melalui kegiatan ini, mahasiswa
tidak hanya mendapatkan wawasan teoretis, tetapi juga diajak untuk melihat
realitas kebangsaan secara lebih jernih. Para narasumber menekankan bahwa
ruang-ruang akademik seperti kampus memiliki peran strategis dalam membangun
dialektika yang sehat antara agama dan negara, sehingga tidak terjadi benturan
yang dapat melemahkan kohesi sosial. Dengan penyampaian yang interaktif,
peserta tampak antusias memberikan pertanyaan dan berdiskusi mengenai isu-isu
aktual yang berkaitan dengan keagamaan dan kebangsaan.
Kegiatan ini diharapkan dapat
memperkuat pemahaman mahasiswa mengenai Empat Pilar MPR RI—Pancasila, UUD 1945,
NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika—serta mendorong hadirnya praktik keberagamaan
yang moderat, inklusif, dan sejalan dengan nilai-nilai kebangsaan.