8th USICON Bahas Politik Perbedaan Agama di Asia Kontemporer

Yogyakarta, 5 Desember 2024 – Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta kembali menyelenggarakan Ushuluddin International Conference (USICON) yang kedelapan dengan tema “The Politics of Religious Dissent in Contemporary Asia”. Acara ini berlangsung secara hibrida, melibatkan peserta dari berbagai negara, baik akademisi, peneliti, maupun praktisi.

Konferensi ini menghadirkan Keynote Speaker ternama, Prof. Stéphane Lacroix, Ph.D., seorang pakar studi politik Islam dari Sciences Po, Paris, Prancis. Dalam paparannya, Prof. Lacroix membahas fenomena perbedaan pandangan agama di Asia dan pengaruhnya terhadap dinamika politik kontemporer.

Diskusi semakin menarik dengan kehadiran pembicara-pembicara kompeten, termasuk:

  1. Prof. Syafaatun Almirzanah, Ph.D., D.Min. dari UIN Sunan Kalijaga, yang membahas sufisme dan bagaimana tradisi sufi memberikan warna khas dalam politik di Timur Tengah. Ia menegaskan pentingnya memahami Tuhan dari berbagai perspektif manusia tanpa mengklaim otoritas Ilahi. "They can speak about God, but they will never speak for God," ujarnya, menekankan pentingnya sikap rendah hati dalam kehidupan beragama dan politik.

  2. Dr. Abdelaziz Abbaci, Direktur Sadra International Institute dari Aljazair, yang mengupas pemikiran Miskawaih tentang Ethical Moderation. Ia menjelaskan bagaimana kualitas-kualitas manusiawi seperti keseimbangan dan moderasi diperlukan untuk menciptakan dunia yang harmonis dan damai.

  3. Dr. Mohammad Reza Ebrahimi, Atase Kebudayaan Kedutaan Besar Republik Islam Iran di Jakarta, yang berbicara tentang perspektif Iran terhadap resistensi budaya dan agama di Asia kontemporer.

  4. Prof. Muhammad Irfan Helmy, Lc., M.A., dari UIN Salatiga, yang membahas pengaruh lokalitas dalam pembentukan identitas keagamaan di Asia.

Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Prof. Noorhaidi, Ph.D dalam sambutannya menyatakan, “Konferensi ini adalah ruang dialog akademis untuk memahami kompleksitas perbedaan pandangan agama dan politik di Asia. Harapannya, diskusi ini menghasilkan rekomendasi untuk mendukung perdamaian dan harmoni antarbangsa.”

Kegiatan ini diakhiri dengan sesi tanya jawab interaktif yang melibatkan peserta dan pembicara, menciptakan diskusi yang produktif dan penuh gagasan. 8th USICON sekali lagi menjadi wadah penting untuk mengeksplorasi politik dan perbedaan agama di Asia kontemporer. *Hasna