Annual Conference dan Simposium Nasional ke VI Prodi Studi Agama-Agama Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Annual Conference dan Simposium Nasional ke VI
Prodi Studi Agama-Agama
Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Perkembangan kajian terhadap agama sejak kelahirannya mengalami perkembangan yang sangat signifikan, baik dalam aspek metodologi maupun cakupan objek. Frank Whaling, seorang tokoh intelektual studi agama-agama dari Inggris, menyebutkan bahwa perkembangan studi agama-agama telah mengalami proses diversifikasi objek kajian dan diferensiasi metodologi dan pendekatan. Perkembangan yang dibaca oleh Whaling itu didasarkan pada sejarah panjang transformasi ilmu ini. Sejak kelahiran di Barat yakni sekitar tahun 1870 M, dan sejak abad ke ke 10 –yakni Ibn Hazm di Eropa dan al-Biruni di Asia yang telah mempelopori lahirnya ilmu agama di dunia Islam, kajian terhadap agama-agama dipetakan menjadi dua periode besar, yakni periode klasik dan kontemporer.
Jacques Waardenburg telah menerbitkan karya kompilasi tentang classical approach to the study of religion (1973) yang secara panjang lebar menguraikan pendekatan-pendekatan klasik dalam studi agama. Standar penyebutan “klasik” didasarkan pada belum adanya diversifikasi dan diferensiasi dalam kajian. Inilah kemudian yang mendorong “perumusan” model kontemporer dalam kajian agama sebagaiman dikonsepkan oleh Frank Whaling yang tersusun dalam buku contemporary approach to the study of religions, 2 volume (1984). Inilah transformasi epsitemologi kajian agama.
Secara nomenklatur, kajian agama di Barat pada awalnya disebut dengan Allgemeinereligionswissenschaft yang juga mengalami transformasi. Proses transformasi itu berjalan selama hampir dua abad yang kemudian di Barat, khususnya di Amerika Utara disebut dengan Comparative Study of Religion atau Comparative Religion. Nama inilah yang juga diadopsi untuk nama ilmu agama di Indonesia dengan nama Ilmu Perbandingan Agama. Era 1980-1990an Ilmu Perbandingan Agama menjadi bidang kajian yang sangat menarik. Namun, seiring dengan adanya transformasi epsitemologi yang diusung oleh Frank Whaling, di Barat kajian terhadap agama telah “meluas” ke ranah yang sebelumnya tidak tersentuh, seperti new religious movements, cyber-religion, terrorism, dan lain sebagainya. Transformasi epeistemologis ini juga mempengaruhi cara pandang pengkaji agama di berbagai perguruan tinggi di Indonesia, tidak terkecuali UIN dan IAIN, untuk mentransformasi epistemologi dan nomenklatur Ilmu Perbandingan Agama menjadi Studi Agama-Agama. Terdapat banyak “perubahan” akibat dari transformasi tersebut.
Prodi Studi Agama-Agama, Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam, UIN Sunan Kalijaga, sebagai salah satu institusi yang concerned terhadap kajian agama memandang perlunya sebuah wahana diskusi untuk melihat peluang dan tantangan akibat transformasi nomenklatur tersebut dari sisi ontologis, epsitemologis, dan sekaligus aksiologis. Untuk itulah, diselenggarakan Annual Conference dan Simposium Nasional ke VI ini sebagai wahana yang representatif untuk melihat secara mendalam persoalan tersebut.
Acara ini akan diselenggarakan pada tanggal 19-20 Juli 2018 di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta di dua lokus. Pada tanggal 19 Juli 2018 acara dilaksanakan di Ruang Sidang Lt. 1 Gedung Prof. K.H. Syaifuddin Zuhri UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta untuk Annual Conference. Acara ini akan menghadirkan beberapa pembicara ahli Studi Agama-Agama mulai tingkat sarjana sampai tingkat doktor terkait arah studinya di Indonesia, antara lain Dr. Ustadi Hamsah, M.Ag., Dr. Zainal Abidin Bagir, MA., dan Dra. Siti Syamsiyatun, Ph.D. dan ahli Islamic Comparative Religion Prof. Dr. Djamannuri, MA. Selain itu, juga dihadiri oleh ahli-ahli dalam beberapa pendekatan studi agama, yaitu: Prof. Syafa’atun Almirzanah, Ph.D. Samsul Maarif, Ph.D. Dr. Sekar Ayu Aryani, M.Ag. Dr. Deni Miharja.
Kemudian Simposium pada tanggal 20 Juli 2018 dilanjutkan di Smart Room Lt. 2 Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Acara ini akan memfokuskan pada pemetaan SDM ASAI yang dihadiri oleh Dr. Ahmad Muttaqin, MA dan Dr. A. Zainul Hamdi, MA. Kemudian dilanjutkan dengan presentasi oleh perwakilan anggota ASAI dari seluruh Indonesia dengan pengalaman mengajar, meneliti dan mengabdi dalam bidang studi agama-agama. Acara juga dilanjutkan dengan susur heritage religi di Yogyakarta, yakni Klenteng Gondomanan, Yogyakarta; kampung Pecinan Ketandan Yogyakarta.
Acara dua hari ke depan ini merupakan hasil kerjasama Prodi Studi Agama-Agama dengan Asosiasi Studi Agama Indonesia (ASAI), CRCS UGM Yogyakarta, Religi: Jurnal Studi Agama-Agama, CSRS, dan Konfusius Center Prodi Studi Agama-Agama Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.