Yogyakarta –
Program Studi S1 Aqidah dan Filsafat Islam Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran
Islam UIN Sunan Kalijaga, menggelar kuliah umum bertajuk “Merajut Antara Fakta
dan Fiksi: Ketika Daya Kritis Berjumpa dengan Daya Kreatif” pada Selasa, 9
September 2025. Acara yang berlangsung di Ruang Theatrical FUPI ini
menghadirkan sastrawan terkemuka, Sunlie Thomas Alexander, sebagai narasumber.
Sunlie Thomas Alexander merupakan alumnus AFI dan dikenal atas karya-karya
sastra yang menantang batas antara realitas dan imajinasi.
Acara dimulai
pada pukul 09.00 WIB dan dibuka oleh Kaprodi Aqidah dan Filsafat Islam, Dr.
Novian Widiadharma, S.Fil., M.Hum., dilanjutkan dengan sambutan berikutnya dari
Dekan Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam (FUPI), Prof. Dr. Robby Habiba
Abror, S.Ag., M.Hum. Prof. Robby menyambut baik inisiatif program studi dalam
mengadakan kuliah umum dengan tema yang sangat relevan ini. Menurutnya, Fakultas
Ushuluddin dan Pemikiran Islam selalu mendorong mahasiswanya untuk menjadi
pemikir yang holistik, yang tidak hanya menguasai teori, tetapi juga mampu
mengaplikasikannya dalam konteks yang lebih luas, termasuk dalam dunia seni dan
sastra.
Sesi inti acara
kemudian dipandu oleh Muhammad Arif, S.Fi.I., M.Ag., sebagai moderator. Ia
membuka sesi dengan memperkenalkan Sunlie Thomas Alexander dan menyoroti
beberapa karyanya yang sering kali memicu perdebatan dan diskusi kritis di
kalangan pembaca. Dalam paparannya,
Sunlie Thomas Alexander mengajak peserta bagaimana menghadirkan dan menulis
sastra seserius mungkin. Menurutnya penulis harus bisa merasakan tulisan.
Sesi tanya jawab
berlangsung sangat interaktif, dengan banyak mahasiswa yang mengajukan
pertanyaan. Salah satu pertanyaan yang diajukan mahasiswa adalah “Narasi
berasal dari dua hal, fakta ilmiah dan fiksi. Lalu apakah itu bisa dikatakan
suatu kebenaran sastra yang obyektif?”. Pemateri pun menjawab bahwa dalam
sastra tidak ada yang salah, keduanya sama-sama dipakai dan benar dalam
memperkaya kesusastraan”.
Kuliah umum ini berakhir pada pukul 12.00 WIB dan ditutup dengan sesi foto bersama. Acara ini berhasil membuka wawasan baru bagi para mahasiswa tentang bagaimana ilmu yang mereka pelajari dapat diterapkan dan dieksplorasi melalui medium yang berbeda, seperti sastra. Ke depannya, Program Studi Aqidah dan Filsafat Islam berharap dapat terus menghadirkan tokoh-tokoh inspiratif lainnya untuk memperkaya khazanah keilmuan mahasiswa.