Dilihat 0 Kali

05_354_WhatsApp Image 2025-09-09 at 20.11.03.jpeg

Selasa, 09 September 2025 20:00:00 WIB

Merajut Fakta dan Fiksi: Kuliah Umum UIN Sunan Kalijaga Hadirkan Sastrawan Sunlie Thomas Alexander

Yogyakarta – Program Studi S1 Aqidah dan Filsafat Islam Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga, menggelar kuliah umum bertajuk “Merajut Antara Fakta dan Fiksi: Ketika Daya Kritis Berjumpa dengan Daya Kreatif” pada Selasa, 9 September 2025. Acara yang berlangsung di Ruang Theatrical FUPI ini menghadirkan sastrawan terkemuka, Sunlie Thomas Alexander, sebagai narasumber. Sunlie Thomas Alexander merupakan alumnus AFI dan dikenal atas karya-karya sastra yang menantang batas antara realitas dan imajinasi.

Acara dimulai pada pukul 09.00 WIB dan dibuka oleh Kaprodi Aqidah dan Filsafat Islam, Dr. Novian Widiadharma, S.Fil., M.Hum., dilanjutkan dengan sambutan berikutnya dari Dekan Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam (FUPI), Prof. Dr. Robby Habiba Abror, S.Ag., M.Hum. Prof. Robby menyambut baik inisiatif program studi dalam mengadakan kuliah umum dengan tema yang sangat relevan ini. Menurutnya, Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam selalu mendorong mahasiswanya untuk menjadi pemikir yang holistik, yang tidak hanya menguasai teori, tetapi juga mampu mengaplikasikannya dalam konteks yang lebih luas, termasuk dalam dunia seni dan sastra.

Sesi inti acara kemudian dipandu oleh Muhammad Arif, S.Fi.I., M.Ag., sebagai moderator. Ia membuka sesi dengan memperkenalkan Sunlie Thomas Alexander dan menyoroti beberapa karyanya yang sering kali memicu perdebatan dan diskusi kritis di kalangan pembaca.  Dalam paparannya, Sunlie Thomas Alexander mengajak peserta bagaimana menghadirkan dan menulis sastra seserius mungkin. Menurutnya penulis harus bisa merasakan tulisan.

Sesi tanya jawab berlangsung sangat interaktif, dengan banyak mahasiswa yang mengajukan pertanyaan. Salah satu pertanyaan yang diajukan mahasiswa adalah “Narasi berasal dari dua hal, fakta ilmiah dan fiksi. Lalu apakah itu bisa dikatakan suatu kebenaran sastra yang obyektif?”. Pemateri pun menjawab bahwa dalam sastra tidak ada yang salah, keduanya sama-sama dipakai dan benar dalam memperkaya kesusastraan”.

Kuliah umum ini berakhir pada pukul 12.00 WIB dan ditutup dengan sesi foto bersama. Acara ini berhasil membuka wawasan baru bagi para mahasiswa tentang bagaimana ilmu yang mereka pelajari dapat diterapkan dan dieksplorasi melalui medium yang berbeda, seperti sastra. Ke depannya, Program Studi Aqidah dan Filsafat Islam berharap dapat terus menghadirkan tokoh-tokoh inspiratif lainnya untuk memperkaya khazanah keilmuan mahasiswa.