Pengukuhan Guru Besar UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Prof. Dr. Sekar Ayu Aryani, M.Ag.

Prof. Sekar dikukuhkan oleh Senat Universitas
Sidang Senat Terbuka Pengukuhan Guru Besar UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, yakni Prof. Dr. Sekar Ayu Aryani, M.Ag. dilakukan pada Kamis, 27 Mei 2021 pada jam 09.00-12.00 WIB. Gedung Prof. R.H.A Soenarjo, SH (Convention Hall) Lantai 1 sebagai tempat berlangsungnya acara.
Prof. Dr. Sekar Ayu Aryani, M.Ag. adalah salah satu dosen Studi Agama-Agama Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam (FUPI) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang fokus pada kajian Psikologi Agama.
Acara ini turut dihadiri rektor beserta wakilnya dan juga ketua senat UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Dekan beserta Wakil Dekan FUPI, dan beberapa dosen FUPI maupun di luar FUPI. Diawali dengan pembukaan, alunan lagu Indonesia raya serta hymne UIN Sunan Kalijaga ini berjalan cukup hikmat.
Selanjutnya acara ini dibuka langsung oleh ketua senat UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Prof. Siswanto Masruri, M.A. dan dilanjutkan dengan pidato pengukuhan guru besar. Dalam pengukuhan ini, Prof. Sekar menyampaikan pidatonya tentang “Menjadi Religius Tanpa Harus Sektarian”.
Prof. Sekar menyampaikan dalam pidatonya bahwa setengah abad yang lalu, diskursus Islamisasi ilmu pengetahuan sudah terjadi di beberapa lini ilmu meski belum signifikan. Termasuk ilmu sosial, yang meliputi antropologi, sosiologi, psikologi yang saya dalami, dan sains. Tapi yang paling diakui dan terbukti hanya ada ekonomi Islam.
“Psikologi Islam mengalami dinamika dan ketidakpastian. Gagasan untuk membangun Psikologi Islam sampai saat ini masih tetap exist jika dibandingkan dengan perkembangan psikologi Kristen. Islamisasi Psikologi Islam disebabkan karena kerancuan atau anomali pada psikologi konvensional Barat misalnya konsep manusia sebagai titik awal, teori kepribadian, metode ilmiah, verifikasi ilmiah, sampai ketiadaan Tuhan dalam kajian psikologi. Selain itu bersamaan dengan Islamisasi Ilmu oleh Ismail Raji Faruqi dalam lembaganya International Institute of Islamic Thought.” Kata Prof. Sekar
“Dua gagasan ini menjadi landasan dibentuknya psikologi Islam yang ramah akan nilai Islam. Beberapa karya tentang psikologi Islam masih belum berkembang karena merupakan tulisan awal dan cabangnya tentang ayat Al-Quran dan hadis tematik yang kontennya menyangkut psikologi seperti Asy-Syarqawi, dll.” Tekannya.
“Beberapa tulisan yang ada, belum sesuai dengan standar harapan Kuntowijoyo dengan pengilmuan Islam. Dengan pengilmuan Islam ini dapat menurunkan level normatif pada teoretik sehingga menjadikan Islam sebagai rahmatan lil’alamin. Sehingga dinikmati oleh umat agama lain selain Islam, sehingga tidak ada ego sektoral.”
“Problem psikologi Islam ada pada metodologi. Hal yang pertama dilakukan mulai dari tafsir tematik, selanjutnya teori construction. Dengan ini, pengilmuan Islam menjadi rahmatan lil’alamin. Psikologi adalah ilmu ilmiah empirik yang di dapat dari pengalaman. Sehingga paradigma ilmu burhani”. Tambahnya.
“Psikologi Agama adalah psikologi yang religius non sektarian. Hambatan bisa berupa penguasaan ilmu atau karena minimnya dana penelitian. Paradigma integrasi-interkoneksi bisa menjadi solusi. Sebelum ada psikologi Islam sudah ada psikologi agama. Dengan adanya dialog psikologi dengan agama, maka mencakup proposisi keyakinan akan adanya pengalaman agama sehingga adanya keyakinan akan tuhan. Sehingga psikologi agama bisa digunakan untuk membentuk psikologi Islam.”
“Jika yang diinginkan adalah psikologi yang berpihak dengan Islam, dapat meningkatkan keimanan dan bernilai ibadah maka bukan ciri dari psikologi agama karena sikapnya deskriptif. Sama dengan psikologi postoral (Kristen)”. Lanjutnya.
Akhirnya pengukuhan guru besar dipimpin oleh Ketua Senat, dilanjutkan dengan sambutan rektor dan diakhiri dengan doa dan sesi foto bersama. Selanjutnya acara ini dapat dinikmati langsung dalam akun youtube Uin Sunan Kalijaga Yogyakarta https://www.youtube.com/watch?v=-LGWtDH1Vuw .*Rosi