Dilihat 0 Kali

UIN SUKA

Minggu, 28 Februari 2021 22:47:52 WIB

Ngaji Kitab Kuning: Sesi Pertama “Pengajian Kitab Tafsir”

Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam (FUPI) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta telah menyelenggarakan kegiatan rutin yang dilakukan dua minggu sekali yakni ngaji kitab kuning. Ngaji sesi pertama dilakukan pada Jum’at, 26 Februari 2021 pada jam 20.00 hingga 21.00. Selain sebagai ajang silaturahmi antar dosen, maupun dosen dengan mahasiswa, kegiatan ini juga sebagai bentuk komitmen bersama untuk menambah ilmu pengetahuan dan wawasan akademik tentang ilmu-ilmu keislaman. Seperti yang kita tahu bahwa Ushuluddin dan Pemikiran Islam merupakan fakultas yang memiliki komitmen yang tinggi terkait dengan ilmu keislaman dan ijtihad ilmu keislaman.

Ngaji kitab kuning pada sesi pertama mengundang pembicara yakni Dr. Phil. Sahiron, MA selaku dosen fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam yang juga menjabat sebagi wakil rektor UIN Sunan Kalijaga. Tema yang terpilih di minggu ini ialah “Pengajian Kitab Tafsir” yang juga dimoderatori oleh Muh. Arif Afandi, M.Ag. Meskipun pengajian dilakukan di malam hari, tapi cukup banyak pastisipan yang hadir untuk meramaikan dan menuntut ilmu bersama.

Sebagai bentuk dari komitmen bersama dalam penanggulangan covid-19, akhirnya ngaji kitab kuning dilakukan secara daring dengan media zoom meeting. Acara tersebut dimulai dengan membaca al-fatihah bersama-sama dan dilanjutkan dengan narasumber menyampaikan materi. Dr. Sahiron hanya sebatas menjelaskan tentang bagaimana mufasir menafsirkan ayat tertentu dan pada konteksnya. Hal ini terlepas apakah tafsir tersebut masih kontekstual di zaman sekarang dan bisa digunakan untuk kepentingan zaman ataukah perlu penambahan serta pengembangan lebih lanjut sesuai dengan konteks kontemporer.

Dr. Sahiron menggunakan kitab karya Ibnu Asyur dengan judul tahrir wa tanbir yakni ayat dalam surat al-Anbiya: 107 yang memiliki arti “aku tidak mengutusmu wahai Muhammad selain untuk rahmat bagi alam semesta (rahmatan lil ‘alamin)”. Ia menyatakan bahwa kitab ini bisa menjadi kitab referensi yang bisa dikembangkan untuk kegiatan di masa depan. Terjemahan secara leterleg yakni “aku tidak mengutusmu wahai Muhammad selain untuk rahmat bagi semua”. Dalam hal ini, Dr. Sahiron menekankan bahwa ia tidak hendak mengajari tetapi mengajak untuk membaca bersama.

Dr. Sahiron menyatakan bahwa Rasulullah perang bukan untuk perang atau meyakiti tetapi sebagai bentuk perjuangan untuk membela agama Allah. Hal ini berarti bahwa Rasulullah menyatu dengan rahmat Allah (sifat kasih sayang). Dengan demikian, Dr. Sahiron meminta kita untuk meneladani Rasulullah dalam bentuk manifestasi perilaku, tindak-tanduk sebagai bagian dari sifat Rasulullah (hanya sedikit tidak masalah) apalagi kita bagian dari Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam yakni fakultas yang membentuk kita sebagai pribadi yang lebih baik dari sebelumnya.

Nagji kitab kuning dilanjutkan dengan sesi tanya jawab selama 10 menit. Ayub, salah satu dosen CPNS UIN Sunan Kalijaga melayangkan pertanyaan, “bagaimana perbedaan karakteristik pemikiran Muhammad Asyur dengan Muhammad Abduh yang termanifestasi dalam tafsirnya”.

Hal yang dapat diapresiasi acara ngaji kitab kuning ini ialah komitmen dan keistiqamahan para participant untuk mengikuti wawasan ngaji dari awal pembukaan hingga acara selesai. Selanjutnya, Muhammad Arif sebagai moderator menutup acara dengan bacaan hamdalah.  Pertemuan selanjutnya akan dilakukan dua minggu lagi dari tanggal saat ini. Isi dari ngaji kitab kuning sesi pertama dapat di lihat di akun youtobe “Tim It Fupi”.