Dilihat 0 Kali

05_805_WhatsApp Image 2025-11-06 at 22.53.08.jpeg

Kamis, 06 November 2025 13:48:00 WIB

Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga Gelar Konferensi Internasional, Bahas Rasionalitas dan Religiusitas di Era Disrupsi

Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam (FUPI) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta sukses menyelenggarakan hari pertama "The 6th International Student Conference" di Hotel Grand Rohan Yogyakarta, pada 6 November 2025. Acara yang mengangkat tema "Revisiting Rationality and Religiosity in the Disruption Era" ini dihadiri oleh para akademisi, mahasiswa, dan pembicara terkemuka dari berbagai negara.

Acara dibuka dengan sambutan dari Dekan FUPI, Prof. Dr. H. Robby Habiba Abror, M.Hum. Dalam pidatonya, ia menyambut hangat para tamu, termasuk Duta Besar Republik Islam Iran dan Rektor UIN Sunan Kalijaga. Ia menyoroti tingginya antusiasme global terhadap konferensi ini, dengan 40 makalah yang diterima dari 115 abstrak yang berasal dari sembilan negara. Beliau mendorong agar kerjasama dan kolaborasi internasional dapat terus dikembangkan. Prof. Robby secara khusus mengapresiasi kolaborasi erat dengan Kedutaan Besar Iran, yang telah terjalin melalui "Iranian Corner" di perpustakaan UIN dan berbagai kegiatan intelektual. Ia berharap kerja sama ini dapat terus diperkuat, sejalan dengan visi rektor "Empowering Knowledge, Shaping the Future".

Rektor UIN Sunan Kalijaga, Prof. Noorhaidi Hasan, Ph.D., memberikan sambutan berikutnya. Ia mengapresiasi FUPI karena telah mengangkat tema yang sangat menantang dan relevan. Prof. Noorhaidi menegaskan komitmen UIN Sunan Kalijaga terhadap pendekatan "integrasi dan interkoneksi" antara agama dan ilmu pengetahuan untuk menjawab tantangan zaman. Ia menyoroti UIN sebagai "universitas Islam yang terbuka" dan inklusif, yang menerima mahasiswa dan dosen dari berbagai latar belakang agama. Rektor juga menyampaikan apresiasi khusus atas kehadiran Duta Besar Iran, yang diharapkan menjadi penanda kolaborasi yang lebih erat, termasuk dalam pengayaan literatur studi ke-Iran-an di kampus.

Duta Besar Republik Islam Iran, H.E. Dr. Mohammad Borojerdi, tampil sebagai pembicara kunci dengan pidato bertajuk "An Iranian Perspective on Constructive Engagement". Dr. Borojerdi memaparkan bahwa dalam tradisi intelektual Islam, rasionalitas dan religiusitas (keyakinan) bukanlah dua hal yang bertentangan. Di tengah era disrupsi teknologi seperti AI, ia menekankan pentingnya harmonisasi antara kemajuan ilmiah dengan tujuan moral.

Menurutnya, religiusitas berfungsi sebagai "kompas moral" bagi rasionalitas. "Rasionalitas tanpa spiritualitas berisiko menghasilkan pengetahuan tanpa kebijaksanaan. Sebaliknya, religiusitas tanpa nalar berisiko menimbulkan kekakuan dan isolasi," ujarnya. Ia menutup pidatonya dengan mengajak para cendekiawan dan mahasiswa Iran serta Indonesia untuk bekerja sama "menumbuhkan budaya intelektual yang terbuka, inovasi etis, dan kedalaman spiritual" untuk menghadapi tantangan zaman.

Konferensi hari pertama ini dilanjutkan dengan sesi pleno dan diskusi panel yang membahas lebih dalam tema utama acara.

Tiga pembicara utama tampil dalam sesi pleno, yaitu:

  • Dr. Min Seong Kim dari Korea Selatan, dosen Kajian Budaya, yang membawakan topik “The Apocalypse has (so far) been Disappointing: Cultural Studies at the End of the World”.
  • Prof. Evangelos Angelo Afendras, Ph.D, Ambassador, Duta Besar Communication Institute of Greece, yang menyampaikan materi “Rationality and Religiosity in the Disruption Era: A Personal Journey”.
  • Dr. Djarfour Ibrahim from Algeria, peneliti bidang Studi Islam, yang membahas topik berbahasa Arab تحديات ومظاهر عصر الاضطراب (الفوضى)  (Tantangan dan Manifestasi pada Era Disrupsi (Kekacauan)).

Sesi diskusi berlangsung dinamis, dengan berbagai pertanyaan dari peserta yang menunjukkan antusiasme tinggi terhadap isu-isu yang diangkat.

Kegiatan hari pertama diakhiri dengan penyerahan cenderamata kepada para pembicara, dilanjutkan dengan jamuan makan siang bersama seluruh peserta dan panitia.