JEMBER – Fakultas
Ushuluddin, Adab dan Humaniora (FUAH) Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad
Siddig (UIN KHAS) Jember, Jawa Timur, sukses menggelar seminar internasional
dengan tema “Revitalization of the Role of Religion in the Artificial
Intelligence (AI) Era” pada Kamis, 30 Oktober 2025 bertempat di Ruang
Internasional Gedung BEC UIN Khas Jember. Acara ini mengupas tuntas tantangan
dan peran agama di tengah gempuran teknologi kecerdasan buatan (AI), dengan
menyoroti bahaya psikologis yang mengintai penggunanya.
Seminar yang digelar di
lingkungan kampus UIN Khas Jember ini dihadiri oleh jajaran pimpinan, termasuk
Dekan FUAH UIN Khas Jember, Prof. Dr. H. Ahidul Asrar, M.Ag., para Wakil Dekan,
Ketua Jurusan, dosen, serta dihadiri dengan antusias oleh sekitar 200-an
mahasiswa.
Acara ini menghadirkan dua
pembicara dari dua negara. Selain Dr. Siti Marpuah dari Universiti Tun Hussein
Onn Malaysia (UTHM), seminar ini juga mengundang Prof. Dr. H. Robby Habiba
Abror, M.Hum, Dekan Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta, sebagai pembicara utama.
Dalam paparannya, Prof. Robby
Habiba Abror menyampaikan analisis tajam mengenai dampak AI terhadap perilaku
manusia modern. Ia menggunakan analogi klasik dari mitologi Yunani untuk
menggambarkan fenomena kontemporer.
Mitos Narcissus dan Bahaya
Narsisme
Prof. Robby mengawali dengan
menceritakan kisah Narcissus dari Mitologi Yunani Kuno, seorang pemuda tampan
namun angkuh yang menolak cinta semua Perempuan di jamannya. Akhirnya, ia
dikutuk oleh Dewi Nemesis.
“Saat berlutut di tepi sungai
jernih, ia melihat bayangannya sendiri dan langsung jatuh cinta, mengira itu
adalah orang lain,” jelas Prof. Robby. “Narcissus akhirnya merana dan meninggal
di tepi sungai karena cinta yang mustahil, yakni cinta pada dirinya sendiri.
Ini adalah pelajaran penting tentang bahaya keangkuhan dan cinta diri
(narsisme) yang berlebihan.”
Narcissus Modern di Tepi
Sungai Digital AI
Prof. Robby kemudian menarik
analogi tersebut ke era digital yang serba ditenagai AI. Ia menyebut pengguna
teknologi modern sebagai “Narcissus Modern” yang haus akan validasi seperti likes
dan followers.
“Jika Narcissus klasik menatap
sungai dengan pantulan pasif, Narcissus modern menatap layar smartphone,
yang kami sebut ‘Sungai Digital’. Pantulannya aktif dan terkurasi oleh
algoritma AI,” paparnya.
Ia menegaskan bahwa AI tidak
memantulkan diri kita apa adanya. Sebaliknya, AI memantulkan versi ideal atau
persona digital yang ia tahu akan membuat kita terus menatap.
“Narcissus modern tidak jatuh
cinta pada dirinya sendiri, melainkan pada persona digitalnya yang sempurna.
Kita terperangkap merawat ‘persona online’ dan melupakan ‘diri offline’ yang
asli,” tegas Prof. Robby. “Jangan korbankan diri Anda yang asli, dengan segala
kekurangannya, untuk persona digital Anda yang sempurna tapi palsu.”
Kecanduan AI dan Distorsi
Realitas
Lebih lanjut, Prof. Robby
mengingatkan akan bahaya kecanduan digital dengan belajar dari kasus-kasus
kecanduan internet dan game di masa lalu, yang terbukti menyebabkan pengabaian
tanggung jawab, distorsi realitas, bahkan kekerasan.
Ia memproyeksikan AI sebagai “dunia
virtual baru” yang berpotensi menciptakan ketergantungan yang jauh lebih
canggih dan adiktif.
“Kesenangan dan efisiensi yang
ditawarkan AI dapat membuat individu mengabaikan aktivitas fisik, interaksi
manusia, dan tanggung jawab esensial lainnya,” katanya. “Ketergantungan
emosional atau kognitif pada AI bisa mengikis kemampuan pengambilan keputusan
independen kita.”
Sebagai penutup, Prof. Robby
berpesan bahwa kemajuan AI harus dikelola dengan bijak melalui pendidikan
digital dan pengembangan etika. “Kita harus memastikan teknologi melayani kita,
bukan sebaliknya. Agama tidak anti mesin dan teknologi, tetapi membersamainya
sebagai lentera,” pungkasnya.
Seminar berlangsung interaktif
dan dinamis. Para mahasiswa menunjukkan antusiasme yang tinggi, terlihat dari
banyaknya pertanyaan dan diskusi yang berlangsung hingga acara selesai.
(Munawwar Ahmad)
berita Terbaru
-
Dekan FUPI UIN Sunan Kalijaga, Prof Robby Abror bahas pentingnya Revitalisasi Agama di Era Akal...
Minggu, 02 November 2025
-
BPIP dan FUPI UIN Sunan Kalijaga Membangun Reuni Kebangsaan dalam Mengukuhkan Pancasila
Jumat, 31 Oktober 2025
-
-
-
-
Dekan FUPI UIN Sunan Kalijaga, Prof Robby Abror bahas pentingnya Revitalisasi Agama di Era Akal...
Minggu, 02 November 2025
-
BPIP dan FUPI UIN Sunan Kalijaga Membangun Reuni Kebangsaan dalam Mengukuhkan Pancasila
Jumat, 31 Oktober 2025