Dilihat 0 Kali

05_592_WhatsApp Image 2025-10-31 at 11.58.44.jpeg

Jumat, 31 Oktober 2025 11:54:00 WIB

BPIP dan FUPI UIN Sunan Kalijaga Membangun Reuni Kebangsaan dalam Mengukuhkan Pancasila

Yogyakarta, — Untuk memperkuat pemahaman publik terhadap pemikiran pendiri bangsa, Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) bekerja sama dengan Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta menyelenggarakan kegiatan Peluncuran dan Bedah Buku berjudul “Tafsir Karya-Karya Sukarno: Telaah Hermeneutis atas Surat dan Tonil di Ende” serta “IslamiKasi Indonesia: Filsafat Ilmu Memahami Pancasila”. Acara berlangsung pada Jumat (31/10/2025) di The Phoenix Hotel Yogyakarta, menghadirkan sejumlah akademisi, tokoh nasional, dan pegiat pemikiran kebangsaan dalam suasana dialogis yang penuh refleksi.

Dekan Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam, Prof. Dr. H. Robby Habiba Abror, dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk nyata kolaborasi antara dunia akademik dan lembaga negara dalam menggali kembali nilai-nilai Pancasila secara ilmiah. Ia menekankan, kampus memiliki tanggung jawab moral untuk menjaga warisan pemikiran bangsa agar tetap relevan di tengah perubahan sosial dan akal imitasi. “Melalui forum seperti ini, kita belajar menafsir ulang makna Pancasila bukan sekadar dalam konteks historis, tetapi sebagai panduan etis dan filosofis kehidupan berbangsa,” ungkapnya.

Kegiatan dibuka secara resmi oleh Kepala BPIP, Prof. Drs. K.H. Yudian Wahyudi, M.A., Ph.D., yang menegaskan bahwa karya-karya Sukarno di masa pengasingan di Ende merupakan fondasi penting bagi kelahiran Pancasila. Dalam pidatonya, beliau menyampaikan bahwa “pemikiran Sukarno di Ende adalah titik awal lahirnya Pancasila sebagai ekspresi kebangsaan yang berakar pada nilai kemanusiaan universal.” Sehingga peluncuran buku ini menjadi bagian dari langkah strategis BPIP dalam menghadirkan kembali dimensi filosofis Sukarno secara lebih kontekstual bagi generasi masa kini.

Sementara itu, Prof. Dr. Muhammad Amin Abdullah, Anggota Dewan Pengarah BPIP sekaligus penulis buku IslamiKasi Indonesia, menekankan pentingnya mengintegrasikan dimensi keilmuan, keislaman, dan kemanusiaan dalam memahami Pancasila. Dalam penjelasannya, beliau menyebut bahwa Pancasila tidak hanya milik sejarah, tetapi juga milik masa depan bangsa sebagai dasar berpikir dan berperilaku ilmiah. (Fendi)