Rektor UIN Sunan Kalijaga Resmikan Jurnal Moderasi

Mengawali agenda di awal tahun 2022, Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam pada Selasa, 25 Januari luncurkan Jurnal Moderasi. Jurnal ini dirilis untuk memfasilitasi mahasiswa menerbitkan karya ilmiah.

Smart room Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam sebagai tempat pelaksanaan kegiatan, dipenuhi oleh 30 an peserta yang terdiri dari Dekan, Wakil Dekan, Kaprodi, sekprodi, dan tentu saja mahasiswa yang tulisannya diterbitkan di volume pertama Jurnal Moderasi. Kesemuanya hadir dalam keadaan sehat dengan selalu mematuhi protokol kesehatan era Covid-19, yakni dengan mengenakan masker, menjaga jarak, dan menggunakan hand sanitizer sebelum memasuki ruangan.

Setelah acara seremonial yang prosesnya dipandu oleh Kirwan, demisioner Ketua Dema, acara dibuka oleh Dr. Inayah Rohmaniyah selaku Dekan FUPI yang menyambut kedatangan Rektor UIN Sunan Kalijaga, “Selamat datang di rumah, Pak Rektor! Home based Prof. Phil. Al Makin adalah di FUPI, sehingga kapan pun Rektor menghadiri acara FUPI, beliau seolah pulang ke rumah.” Selanjutnya Dr. Inayah menyampaikan pesan kepada mahasiswa yang hadir agar menjadi akademisi berprestasi seperti Bapak Rektor misalnya.

Perwakilan dari mahasiswa maju untuk menyampaikan kesannya, “Kami mengapresiasi sekecil-kecilnya apresiasi dari instansi, karena sangat berarti bagi kami mahasiswa untuk terus memacu semangat. Saya sudah menulis di beberapa jurnal Sinta 3 dan 4, Bapak Ibu boleh mencari di google scholar dengan nama Muhammad Rizkita, insyaAllah ketemu.” Tepuk tangan membahana. Bagaimana tidak, mahasiswa yang baru duduk di semester 6 ini sudah mengawali jejak akademisnya dengan sangat baik. Papernya bahkan ada yang diterima di forum Internasional.

Selanjutnya Rektor diminta untuk meluncurkan Jurnal Moderasi, dengan penuh wibawa beliau menyampaikan pesan dan harapan, “Semoga omicron tidak masuk ke kampus ini. Kita akan kehilangan generasi jika terus menerus daring. Laa berkata fiiha fii zoom, laa berkata fii google meet (tidak ada berkah di dalam zoom atau pun google meet). Semua berkah itu ada di perjumpaan langsung.”

Rektor juga menyampaikan, bahwa Jurnal Moderasi yang diinisiasi oleh mahasiswa ini sangat tepat karena tradisi Moderasi Beragama yang ada di kampus kita sudah ada sejak dulu, sebelum ramai di pemerintah. Kita sudah punya tradisi dialog keagamaan antar iman.

Pesan beliau, kampus harus dibuat nyaman sehingga semua inovasi dan ide baru bisa muncul dan setiap civitas akademika nyaman di kampus sendiri. Pesan beliau selanjutnya adalah untuk berpikir riil jangan abstrak, yaitu dengan mencari solusi konkrit ketika ada masalah. Turun ke jalan dengan berteriak, “Ini tidak adil!” tidak termasuk solusi yang konkrit. Karena memang dunia ini tidak pernah adil. Maka harusnya kita menempatkan diri di dunia yang tidak adil ini, mengambil posisi yang strategis. *HR