Dilihat 0 Kali

05_566_WhatsApp Image 2025-11-28 at 09.33.46.jpeg

Jumat, 28 November 2025 14:11:00 WIB

FUPI Selenggarakan Workshop Moderasi Beragama bagi Mahasiswa KIPK

Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam (FUPI) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta menggelar Workshop Moderasi Beragama bagi mahasiswa penerima Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIPK) angkatan 2024 dan 2025 pada Jumat, 28 November 2025. Kegiatan yang berlangsung di Gedung Teatrikal FUPI ini dimulai pukul 08.00 hingga 11.30 WIB dan dihadiri puluhan mahasiswa semester 1 dan 3.

Acara dibuka dengan sambutan dari sejumlah pimpinan universitas. Sambutan pertama disampaikan oleh Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama FUPI, Dr. Ahmad Salehudin, S.Th.I., M.A. yang menegaskan bahwa mahasiswa KIPK merupakan kelompok terpilih yang harus menunjukkan komitmen dalam prestasi dan keaktifan. “Mahasiswa KIPK adalah yang telah kami pilih secara selektif, jadi harus menunjukkan komitmennya untuk berprestasi dan aktif pada setiap program akademik dan fakultas. Karena di luar sana banyak sekali yang menginginkan kesempatan ini, namun kalianlah yang dipilih,” ujarnya.

Selanjutnya, Dekan Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam, Prof. Robby Habiba Abror, S.Ag., M.Hum. menekankan pentingnya keaktifan mahasiswa dalam berbagai kegiatan akademik maupun nonakademik. “Menjadi mahasiswa adalah waktu untuk mengasah keaktifan di berbagai hal. Kita bisa mencontoh mahasiswa di luar yang sangat aktif dan mandiri bahkan sejak S1,” tuturnya.

Sementara itu, Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama UIN Sunan Kalijaga, Dr. Abdur Rozaki, S.Ag., M.Si. mendorong peserta untuk terus meningkatkan kualitas diri. “Dengan kuantitas yang tidak begitu banyak, kalian harus menunjukkan bahwa kalian unggul secara kualitas. Persiapkan, kelak masing-masing dari kalian harapannya akan menjadi seorang yang hebat di bidang masing-masing,” pesannya.

Memasuki sesi inti, workshop ini menghadirkan Dr. Moh Solikul Hadi, M.Pd., dosen sekaligus Ketua LP3M STAI Masjid Syuhada Yogyakarta (STAIMSYA), sebagai narasumber. Dalam paparannya, ia menjelaskan pentingnya moderasi beragama sebagai sikap beragama yang seimbang dan tidak ekstrem. Ia menegaskan bahwa keberagaman adalah sunnatullah yang harus diterima dengan lapang dan bukan dianggap sebagai ancaman. Moderasi beragama, menurutnya, menekankan pemahaman yang humanis, penghormatan terhadap perbedaan, komitmen kebangsaan, penolakan terhadap kekerasan, serta penerimaan keragaman budaya dalam praktik kehidupan beragama.

Ia juga memperkenalkan tiga tolok ukur untuk menilai apakah suatu praktik keagamaan bersifat berlebihan atau tidak, yaitu kemanusiaan, kesepakatan bersama, dan ketertiban umum. Moderasi beragama dipandang sebagai kunci dalam mencegah konflik, mengatasi radikalisme, dan menjaga kerukunan di tengah masyarakat Indonesia yang majemuk.

Diskusi berlangsung dinamis dipandu oleh moderator Putri Faizah, mahasiswa S2 Ilmu al-Qur’an dan Tafsir (IAT) UIN Sunan Kalijaga. Interaksi antara narasumber, moderator, dan peserta terjalin sangat hidup. Mahasiswa aktif mengajukan pertanyaan kritis, memberikan tanggapan, serta beradu argumen dan opini terkait isu-isu moderasi beragama yang diangkat dalam forum. Hidupnya forum diskusi ini didorong oleh peran narasumber yang sangat interaktif, moderator yang aktif, serta kualitas mahasiswa KIPK FUPI yang kuat dalam literasi, kritis, berani, dan antusias.

Workshop ini diharapkan dapat memperkuat pemahaman mahasiswa KIPK tentang pentingnya moderasi beragama serta memotivasi mereka untuk menjadi generasi muda yang toleran, berprestasi, dan berperan aktif dalam menjaga harmoni di lingkungan kampus dan masyarakat.