Fakultas Ushuluddin sentuh Guru Madrasah dan Pesantren melalui Program Literasi Keagamaan dan Lintas Budaya

Fakultas Ushuluddin sentuh Guru Madrasah dan Pesantren melalui Program Literasi Keagamaan dan Lintas Budaya

Untuk kedua kalinya, Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam bekerjasama dengan Institut Leimena gelar Upgrading Alumni Literasi Keagamaan dan Lintas Budaya (LKLB) secara luring. Gelaran pertama diadakan di Yogyakarta, 25-27 Juni 2022, sedangkan gelaran yang kedua kali ini diadakan di Hotel Atria Malang, 12-14 Agustus 2022. Diberi tajuk upgrading alumni karena sasaran kegiatan adalah guru-guru madrasah dan pesantren yang pernah mengikuti program Webinar LKLB sebelumnya.

Literasi Keagamaan dan Lintas Budaya (LKLB) merupakan sebuah program dengan pendekatan berpikir, bersikap, serta bertindak untuk dapat melakukan kerja sama dengan umat beragama yang berbeda. Dengan berlandaskan rasa kepercayaan serta pemahaman akan kerangka moral dan spiritual.

Program LKLB ini merupakan salah satu program yang diinisiasi oleh Institute Leimena, sebuah lembaga non profit yang memiliki misi dalam bidang pengembangan peradaban yang menjunjung tinggi harkat manusia, melalui kerja sama dalam masyarakat yang majemuk. Tujuan ini sejalan dengan visi Fakultas Ushuluddin yakni “Unggul dan Terkemuka dalam Pemaduan dan Pengembangan Studi Keushuluddinan dan Keilmuan Bagi Peradaban”.

Program ini dihadiri oleh 23 peserta yang merupakan perwakilan dari guru yang berasal dari Kota maupun Kabupaten Malang, dan sekitarnya seperti Surabaya, Kediri dan Lumajang. Selain peserta, kegiatan ini juga dihadiri oleh perwakilan dari tim Leimena, serta Dekan dan Dosen muda Fakultas Ushuluddin sebagai fasilitator.

Selama pelatihan selama tiga hari, para peserta tidak hanya diajarkan tentang konsep LKLB semata, tetapi juga diajak langsung untuk berdialog dengan umat beragama lain, seperti umat Katolik di Gereja Katedral Ijen dan umat Kristen di Seminari Alkitab Asia Tenggara ketika melaksanakan field trip. Tujuannya adalah agar peserta mendapatkan pengalaman berdialog dengan pemeluk agama lain, menambah wawasan, dan menumbuhkan rasa toleransi dengan umat beragama lain.

Dr. Inayah Rohmaniyah, M.A., M.Hum selaku Dekan Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam membuka acara dengan memotivasi para guru, “Kita adalah agent of change, agen perubahan, yang memberikan warna untuk pendidikan di Indonesia. Kami yang berada di perguruan tinggi, mendapatkan mahasiswa yang bagus-bagus jika Bapak Ibu guru menciptakan murid-murid hebat sejak jenjang sekolah dasar. Jadi di tangan Bapak Ibulah masa depan bangsa kita.” Diharapkan melalui program pelatihan yang telah dilaksanakan dapat meningkatkan kapasitas guru dalam menyusun program dan RPP berbasis literasi keagamaan dan lintas budaya..*Hasna