Sesi Shortcourse I: Theology and Philosophy; Case of Islam
Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga berkolaborasi dengan LISAFA centre Malaysia menggelar kegiatan shortcourse dengan tema “Philosophy, Religion, and Diversity” yang pertama pada Sabtu 10 April 2021 pada jam 08.00-10.30 WIB. Acara ini menjadi rangkaian acara selama lima sesi yang diselenggarakan setiap hari Sabtu dilaksanakan melalui zoom meeting. Peserta shortcourse ini kurang lebih mencapai 30-40 orang.
CEO LISAFA Center Malaysia, Prof. Dr. Abdul Halim menyampaikan sambutannya terkait dengan LISAFA Centre. LISAFA Centre merupakan institusi non-provid yang dibentuk kurang lebih satu tahun lalu dengan tujuan memasyarakatkan tujuan berpikir dan spiritual masyarakat Malaysia. Secara tradisi, Malaysia sudah memberikan Pendidikan kepada masyarakat Malaysia tetapi tradisi berpikir secara mendalam kurang menjadi fenomena yang membudaya. Sehingga yang terjadi mereka hanya menerima ilmu dari sang guru tanpa mengkritisi. LISAFA Centre merupakan harapan bagi masyarakat Malaysia.
Sejak terbentuknya, LISAFA Centre telah melakukan beberapa kali diskusi keilmuan. “harapan kami, LISAFA Centre dapat memberikan efek spiritual dan wisdom bagi diri sendiri atau lebih jauhnya memiliki efek pada masyarakat luas. Tradisi berpikir filsafat juga diharapkan mampu membentuk jiwa yang lembut, mendekatkan diri dengan sang Pencipta”.
Acara kali ini juga dihadiri oleh Dekan Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga, Dr. Inayah Rohmaniyah, S.Ag., M.Hum., M.A. Acara pertama adalah pembukaan. “saya sangat bahagia mendengar temen-temen sudah lebih dulu membuat inisiator kerja sama ini dan saya harap akan terus berlangsung. Hal ini sesuai dengan visi misi yakni mengembangkan Pendidikan dan pengajaran yang berorientasi pada pemaduan dan pengembangan pemikiran yang berkaitan dengan sumber pokok Islam sehingga nyambung dengan pernyataan Prof. Halim karena tradisi pemikiran kita baru terbatas pada menghafalkan. Jadi berpikir kritis belum menjadi mainstream padahal kita sangat konsen dengan cara berpikir multidimensional, multi disiplin, dan menumbuhkan ijtihad baru dalam penelitian.” Imbuhnya.
Pada pertemuan kali ini, pemateri yang mengisi acara yakni Dr. H. Zuhri, M.Ag. sekaligus selaku Wakil Dekan 3 Bidang Akademik Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Zuhri menjelaskan tentang tema “Theology and Philosophy: Case of Islam”. Dalam hal ini, Zuhri menyampaikan pengertian filsafat baik ditinjau dari segi bahasa dan terminologi serta tujuan dan fungsi. Misalnya, apa yang menjadi falsafah hidup anda? Itu masuk pada fungsi filsafat.
“Pertama, filsafat sebagai sikap yakni filsafat secara sederhana bisa menjadi psikological attitude atau individual attitude dalam kehidupan seperti menyampaikan sesuatu secara bijak, tidak emosional, penuh pertimbangan, tidak penuh dengan interest pribadi dan lain sebagainya. Kedua, filsafat menjadi metode berpikir. Artinya mekanisme atau cara yang kita gunakan ketika memberikan argumen, membuktikan sesuatu, memberikan hipotesis tertentu kepada masyarakat, audiens, anak, keluarga dan lain sebagainya dengan kemampuan metodis dan sistematis (tidak terkotak-kotak atau universal) adalah bagian dari filsafat”.
“Yunani berhasil mengabadikan filsafat karena memiliki tradisi berpikir yang baik. Yunani tidak berangkat dari kesengajaan tetapi berasal dari tradisi masyarakat. Ketiga, filsafat sebagai kelompok persoalan yang hadir dari sebuah permasalahan yang berasal dari satu disiplin ilmu atau multi disiplin. Ketika kita berbicara tentang hidup, bisa kita bahas melalui berbagai perspektif yakni ekonomi, etika, biologi, pendidikan dan lain sebagainya. Persoalan yang melampaui perspektif yang ada, itulah ruang lingkup filsafat.” Sambungnya.
Zuhri juga menyampaikan, ketika berbicara tantang filsafat sebagai persoalan dan metode berpikir maka ruang lingkupnya adalah logika, pola metafisika, epistemologi dan aksiologi dan tidak harus semua digunakan tetapi bisa salah satunya. Zuhri juga menyinggung sedikit tentang Filsafat Islam yakni terminologinya. Terminologi Filsafat Islam dikenal dengan beberapa nama misalnya al-hikmah, Irfan (syi’i) atau gnosis, Islamic Philosophy, Arabic Philosophy, Medieval Philosophy dan lain sebagainya.
“ranah filsafat adalah manusiawi sehingga ia dekat dengan sifat sifat manusiawi, yang masih terdapat kekeliruan di dalamnya. Filsafat tidak akan menggantikan posisi agama, tidak akan menjatuhkan martabat Tuhan, mengkafirkan Tuhan dan lain sebagainya. Saya kira itulah kesalahan terhadap filsafat, maka perlu kita luruskan. Justru sebaliknya, filsafat berperan dalam mendekatkan manusia dengan Tuhan, dan memahami agama secara lebih mandalam.” Imbuhnya.
Dalam pembicaraannya, Zuhri juga menyampaikan definisi filsafat Islam oleh tokoh-tokoh filsafat seperti al-Farabi, Ikhwan Al-Shafa, Ibnu Sina, Suhrawardi, dan lain sebagainya.”
Beberapa peserta sangat aktif untuk mengklarifikasi, memberikan argumen lain, dan bertanya terkait yang belum mereka mengerti. Acara tersebut di tutup dengan bacaan hamdalah bersama dan dilanjutkan dengan sesi foto bersama. Selanjutnya, materi bisa didengarkan di akun youtobe Al-Risalah Institute For Islamic Studies atau bisa melalui link https://www.youtube.com/watch?v=TKoEFNuMn9M