Dilihat 0 Kali

UIN SUKA

Jumat, 12 Maret 2021 09:18:27 WIB

WEBBINAR SERIES SERI KEDUA :“Filsafat Islam dalam Konstruksi Keilmuan FUPI”

“Filsafat Islam dalam Konstruksi Keilmuan FUPI”

Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam (FUPI) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta kembali menyelenggarakan kegiatan rutin mingguan yakni Webinar Series. Kali ini dosen yang menjadi pembicara ialah H. Robby Habiba Abror, S.Ag., M.Hum, sekaligus sebagai Wakil Dekan II Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam. Selanjutnya, pembicara kedua ialah Dr. Munawar Ahmad, S.S., M.Si. sekaligus Dosen Sosiologi Agama Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam. Kali ini pesertanya para dosen FUPI, Mahasiswa, dan dosen-dosen CPNS. Acara tersebut dilakukan pada Kamis, 4 Maret 2021 Februari 2021. Seperti biasanya, acara diawali dengan pembukaan oleh Moderator yakni Muhammad Arif, S.Fil.I., M.Ag., sekaligus dosen baru CPNS. Acara Webinar ini merupakan program yang diinisiatori oleh dosen-dosen FUPI dan para CPNS FUPI yang menjadi penanggungjawabnya.

Sebagai bentuk dari komitmen Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam dalam upaya pencegahan Covid-19 maka seri kedua webinar ini di laksanakan dengan cara daring dengan zoom meeting sebagai medianya. Dr. Robby sebagai pemantik diskusi menyampaikan bahwa paradigma integrasi-interkoneksi yang dinyatakan Amin Abdullah merupakan bagian dari filsafat Islam yang membentuk akar keilmuan FUPI. Ia bahkan menafsirkan kembali integrasi-interkoneksi sebagai jembatan keilmuan. Integrasi-interkoneksi dianalogikan sebagai pohon yang menuntut akarnya untuk kuat dan akarnya yaitu filsafat ilmu. Dalam filsafat ilmu, menurut Robby menyatakan bahwa Amin Abdullah sedang berbicara tentang 3 hal yakni imajinasi kreatif (psikologi), intersubjektif testability (sosiologi), dan semipermeable (biologi) yakni hubungan ilmu dan agama bisa saling menembus sesuai dengan surat ar-Rahman: 33. Semipermeable dalam pandangan Robby adalah terjadinya dialog antara agama dengan sains tetapi tidak menyampur.

Dalam hubungan agama dengan ilmu yang dinyatakan Amin Abdullah sebagai bentuk elaborasi dari Ian G. Barbour yakni konflik (seringkali ada persimpangan antara agama dengan ilmu), independent (sendiri-sendiri karena merasa benar sendiri antara ilmu dan agama), integrasi (berdialog, berkomunikasi).

Setelah akar, maka yang kedua ialah batang. Batang di dalam pohon keilmuan integrasi-interkoneksi berupa Filsafat Islam dan terdiri dari bayani, irfani dan burhani yang dielaborasi dari Filsafat Islam al-Jabiri. Selanjutnya, integrasi-interkoneksi dalam paradigma pemikiran Amin Abdullah yang digunakan dalam basis keilmuan FUPI berupa jaring laba-laba. Pada akhirnya, bangunan Filsafat Islam menurut Robby dapat menghadirkan tiga manfaat yaitu mereaktualisasikan tradisi ilmiah Islam, mengembangkan studi Islam kontemporer, dan memberi solusi dengan melahirkan produk pengetahuan yang bermanfaat.

Berbeda dengan Dr. Robby, Munawar Ahmad sebagai pembicara kedua mebagikan power pointnya sebagai pelengkap pernyataan Robby yang berisi “Filsafat Islam dalam Konstruksi Keilmuan: Sebuah Upaya Falsifikasi”. Ia berangkat dari penjelajahan kembali terkait Visi, Misi dan Tujuan Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam. Ia menyatakan bahwa sebagai sebuah prodi Aqidah dan Filsafat Islam merupakan prodi yang mengkaji keyakinan dan bukan keimanan yang dilihat dari sudut pandang filsafat. Sehingga yang muncul dalam kurikulum AFI bisa lebih progresif dan bukan justifikasi atas keyakinan yang ada, tetapi juga falsifikasi.

Bahkan Munawar juga menyatakan terkait dengan tipe-tipe dari teori kurikulum. Setidaknya ada 4 tipe teori kurikulum. Pertama, kurikulum di bentuk berdasarkan hierarkis materi terpenting hingga aplikatif. Kedua, kurikulum dibentuk berdasarkan sebuah nilai atau ideologi tertentu. Ketiga, kurikulum dibentuk berdasarkan konservasi content local. Dan terakhir, kurikulum dibentuk berdasarkan konservasi metodologi tertentu. Artinya, ia menegaskan kurikulum AFI harus berani bergerak dari structural oriented ke proses oriented, dari verifikasi menuju falsifikasi. Hal ini dapat diartikan bahwa kurikulum AFI harus berani berubah sesuai dengan zaman agar mencapai kemanjuan dan keluar dari kelangkaan SDM yang analitik-solutif-moralis.

Selanjutnya, seperti biasa moderator memberikan waktu kepada para peserta untuk bertanya terkait tema yang ada dan setelah kurang lebih satu jam 30 menit, acara webinar tersebut ditutup oleh moderator dengan bacaan hamdalah. Sebagai bentuk konsistensi dari kajian keilmuan Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam guna mengembangkan dan menyebarkan kegiatan fakultas di khalayak yang lebih luas dan dapat diakses oleh berbagai lini, maka kajian ini dapat dinikmati bersama  dalam link Youtobe Tim Media FUPI.