Syawalan Keluarga Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Syawalan Keluarga Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta


Selasa, 11 Juni 2019 keluarga Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam mengadakan Syawalan tahun 2019. Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka halal bi halal terkait hari raya Iedul Fitri 1440 H. Dalam kesempatan ini hadir seluruh civitas akademika, dekanat, dosen dan staf pengajar, tenaga kependidikan dan CPNS dosen yang baru masuk sekitar sebulan. Selain itu, hadir juga para pensiunan baik dari dosen dan tenaga kependidikan. Denga demikian, kegiatan ini dilaksanakan dengan beragam komponen di fakultas.

Sebelum hikmah syawalan disampaikan oleh KH. Mahfudz Masduki, M.A., dalam kesempatan ini dekan Fakultas Ushuluddin Dr. Alim Roswantoro, M.Ag. memberikan sambutan. Selaku dekan, beliau menjelaskan perkembangan fakultas baik dari jumlah mahasiswa yang sekarang aktif maupun mahasiswa baru yang sedang dalam penerimaan baik melalui SPANPTKIN dan UMPTKIN. Selain itu, dijelaskan jumlah dosen yang ada baik yang magister maupun yang doktor yang jumlahya 40 orang. Di antara mereka itu ada dua orang yang akan pensiun dan penambahan dosen sebanyak delapan orang. Dengan demikian, jumlah tenaga yang ada dapat memenuhi standar yang ada dalam sebuah PT.

Sebelum menyampaikan hikmah syawalan, Penceramah bernostalgia tentang perjalanannya di fakultas. Hal ini dilakukan setidaknya akan mengakhiri tugasnya di fakultas. Tidak lupa dalam hal ini mendoakan sesama dosen yang sudah meninggal dunia dan yang masih hidup. Dengan demikian, perjalanan panjang penceramah telah melewati usia yang panjan pensiun 65 tahun dengan melewati dosen lain yang sudah meninggal maupun yang pensiun.

Dalam konteks di atas dijelaskan tentang
Q.S. al-Hadid (57): 16. dan beberapa ayat serta hadis yang menunjukkan akan pentingnya persiapan kehidupan di akhirat. Hal tersebut harus disadari oleh setiap orang yang sudah diberi kelebihan umur di atas umur Rasulullah saw. Oleh karenanya setiap manusia harus seimbang dalam hidupnya. Sehingga tidak boleh seseorang lebih mencintai dunia karena hal ini adalah bagian dari bagian kesalahan. Termasuk hal tersebut adalah disibukkan atas mengumpulkan harta dan anak sehingga mereka itu merupakan sebuah kerugian. Dengan demikian, al-Qur'an dn Hadis telah mengingatkan agat semuanya diorientasikan ke kehidipan masa depan. (MAS)