Prodi Ilmu Hadis UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Meluluskan Wisudawan Pertama

Sebagai sebuah program studi baru di lingkungan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Prodi Ilmu Hadis dan untuk selanjutnya disebut dengan ILHA (penyebutan ini untuk membedakan dengan prodi Ilmu Hukum yang sudah disingkat dengan IH) telah mewisuda dua mahasiswa sarjana strata satu dengan masa studi 3 tahun dua bulan. Keduanya adalah Dian Aulia Ningrum dengan IPK 3,87 dan Shohibul Maqom dengan IPK 3,58. Hal ini dikarenakan prodi ilha baru beroperasional sejak tahun 2015. Tahun tersebut adalah dimulainya melakukan rekruitmen mahasiswa. Namun, proses pembentukannya jauh sebelum waktu tersebut. Setidaknya melalui pembuatan kurikulum dan penyebaran matakuliah di dalamnya, maka mahasiswa dapat menyelesaikan studinya tepat waktu. Dengan demikian, lahirnya prodi ILHA merupakan serangkaian panjang proses yang menghasilkan sarjana.
Prodi Ilha sendiri adalah merupakan pemisahan dari prodi Tafsir dan Hadis (TH) menjadi Prodi Ilmu al-Qur'an dan Tafsir (AIAT) dan Ilmu Hadis (ILHA). Kebijakan tersebut merupakan bagian dari pengembangan keilmuan keagamaan di Kementerian Agama. Kebijakan ini menjadikan lahirnya prodi baru Ilmu Hadis yang terus berkembang sampai saat ini sudah lebih dari 50 program studi baik S1 maupun S2 dan S3. Dengan demikian, perubahan nomenklatur keilmuan menjadikan perkembangan kajian hadis berjalan dengan dinamis.
Sebuah kebanggaan yang patut disyukuri adalah Prodi ILHA UIN Sunan Kalijaga di awal berdirinya sudah mendapatkan respons yang baik dari kalangan masyarakat. Setidaknya hal ini kuota dua kelas dengan 60 mahasiswa terpenuhi. Keberadaannya sampai saat ini mereka sedang mengerjakan tugas akhir studnya. Kendati yang ikut wisuda masih dua orang namun jumlah mereka yang munaqasyah sudah mencapai 8 orang. Sisa dari mereka telah menyelesaikan seluruh matakuliah kecuali tugas akhir atau skripsi. Dengan demikian mereka mahasiswa prodi ILHA senantiasa berpacu dalam menyelesaikan studinya.
Salah satu hal.yang menarik adalah mereka menyelesaiakan studi itu dikarenakan orang tuanya yang sudah semakin tua. Demikian ungkap sapah satu wisudawan dari prodi ILHA yang dikukuhkan oleh rektot pada tanggal 3 Februari 2019 bersamaan prodli lain di lingkungan UIN. Kunci sukses lainnya adalah ketatan pada dosen baik di kelas maupun di luar kelas. Dengan demikian sukses tidaknya seorang mahasiswa juga ditentukan oleh doa dan ikhlasnya dosen dalam melakukan pembelajaran.
Selain itu meningkatnya pemahaman atas fenomena keagamaan di kalangan masyarakat menjadikan prodi ILHA semakin mendapatkan perhatian di masyarakat luas. Kenyataan ini di dukung data bahwa setiap tahun peminat ke prodi ilha semakin bertambah terus. Data penerimaan mahasiswa 2019/2020 melalui SPAN PTKIN sudah 340 mahasiswa dari total yang mendaftar sampai hari ini. Seementara kuotanya adalah 120 mahasiswa. Sedangkan pendaftar tahun sebelumnya dengan rasio 1:16. Artinya mereka yang mendaftar 16 orang hanya diterima satu orang saja. Dengan demikian minat masyarakat atas prodi ilha semakin bagus.
Spesifikasi keahlian sarjana hadis adalah sebagai akademisi yang memahami kajian hadis di tingkat sarjana. Hal inilah yang menjadikan lulusan prodi ILHA dapat memahami beragam kajian hadis baik ilmu hadis, penelitian hadis dan pemahaman hadis dengan baik dan benar. Melalui ini pula mereka diajarkan bagaiamana memahami hadis dalam konteks sosial budaya dan teknologi informasi. Alumni prodi ILHA menjadi motor penggerak pengembangan dan pengenalan di media sosial secara luas. Dalam perkuliahan mereka dibekali hal tersebut sehinga menjadikan sosok alumni ilha piawai dalam mentrasfer keilmuan di era kekinian. Dengan demikian, mahasiswa ILHA dan alumninya miliki kemampuan lebih atas kajian hadis dan yang terkait dengannya dalam kehidupan modern dan kekinian.
Selain hal di atas, mereka alumni ILHA piwai dalam penelitian hadis dan menjadi aktivis di masyarakat dengan mengembangkan hasil studinya di masyarakat. Ketrampilan inilah yang menjadikan alumni ILHA tidak terasing di mayarakat luas. Mereka selalu dapat berguna dalam kesehariannya di masyaraka. Dengan demikian mereka mampu menjembatani dunia akademik dan realitas sesungguhnya di masyarakat.
Wisuda sarjana adapah bukan akhir perjalanan seseorang. Momentum tersebut merupakan bagian episode kehidupan manusia dalam menjadi manusia yang paripurna dan berguna bagi manusia yang lain. Pengembangan karakter pribadi untuk menjadi orang yang mandiri dan berguna bagi khalayak lainnya menjadi tujuan utama. Selamat dan sukses selalu dalam mengembangkan potensi yang dimiliki. Jadilah pribadi yang mandiri dan dapat diterima oleh masyarakat luas. Suksesmu adalah juga sukses bagi institusi yang telah membesarkanmu menjadi sarjana. [MAS]