Dilihat 0 Kali

UIN SUKA

Senin, 03 Mei 2021 09:04:45 WIB

Membaca, Perintah Pertama dalam Islam (Nuzulul Quran)

Dalam rangka memperingati Nuzulul Quran, ADITV Yogyakarta menyiarkan langsung acara ceramah yang mengundang langsung Wakil Dekan II bidang Keuangan dan Administrasi yakni Dr. Robby Habiba Abror, S.Ag. M.Hum. yang dilaksanakan pada Jumat, tanggal 30 April 2021. Acara yang di buka dengan iringan musik dan lagu oleh Dimas Tedjo dengan lagu “Tiket Suwargo (RDJ Band) ini cukup meriah dan dapat menambah wawasan keilmuan kita terlebih lagi di bulan Ramadhan, bisa menambah limpahan pahala bagi yang mendengar.

Robby membuka ceramahnya dengan membacakan karya puisinya yang berjudul “Puasa”. Nuzulul Quran dari makna bahasanya diartikan sebagai turunnya Al-Quran. “ada sejarah yang selalu diulang-ulang sehingga setiap kali kita menemui di masjid-masjid ramai dan diperingati kembali bagaimana Al-Quran diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Rasulullah bertahannus di gua Hira lalu datanglah malaikat Jibril sambil memeluk beliau dan malaikat Jibril berkata “iqra’!”, bacalah! Tapi Rasulullah bilang kalau tidak bisa membaca. Sampai diulang tiga kali tetapi jawaban Rasulullah sama, tidak bisa. Kemudian Rasulullah bisa membaca ayat pertama surat Al-Alaq.”

Robby bahkan menekankan spirit dari ayat pertama agar umatnya punya semangat untuk mencari ilmu pengetahuan dengan membaca. Dalam arti sederhana, membaca dapat dipahami sebagai membaca buku, Al-Quran, hadis dan lain sebagainya. Membaca tidak hanya terbatas pada membaca yang bersifat tersurat tetapi juga tersirat, misalnya membaca realitas, ayat-ayat kauniyah, membaca alam, membaca realitas pandemi covid-19 dan lain sebagainya.

Dalam menyikapi Nuzulul Quran di masa pandemi sekarang ini, tidak semua orang bisa pergi ke masjid. Tetapi kita bisa melakukan kegiatan Nuzulul Quran di rumah atau misalnya tetap ke masjid maka menggunakan protokol kesehatan yang ketat. Hal ini akan menggugah gairah kita dalam mencintai Al-Quran karena Al-Quran akan mendampingi kita dari sejak dikuburkan hingga kiamat tiba. Banyak pengalaman tentang Al-Quran yang disampaikan ustadz terdahulu, misalnya seperti yang pernah dialami oleh SyeikhAli Jaber yang bermimpi sedang berada di alam kubur hingga melihat cahaya sebagai sosok dari QS al-Mulk atau Ibnu ‘Arabi sebagai seorang sufi failasuf dari Spanyol yang sedang sekarat kemudian datanglah QS Yasin sebagai penerang.

Selain hal itu, kita dimudahkan juga dalam memahami Al-Quran, jika kita tidak bisa membaca Al-Quran tetapi juga bisa membaca artinya saja karena segala perbuatan hanya tergantung dengan niatnya. Apabila kita tidak bisa membaca sesuai dengan tajwid dan makharijul huruf, maka diperbolehkan untuk tetap membaca. Dan apabila konteks kita hanya terbatas pada proses belajar, maka kita dimaafkan apabila salah.

Beberapa penanya melakukan pertanyaan melalui sambungan telepon tentang bagaimana kita dapat mengetahui ciri-ciri malam Lailatul Qadar yang berhubungan dengan Nuzulul Quran. Adapun ciri-cirinya akan hadir di 10 malam terakhir di bulan Ramadhan, selain itu biasanya langit pada malam itu tampak cerah (fenomena alam) tetapi tidak selalu pasti karena begitu, bisa saja dalam kondisi sedang musim hujan. Bila mendung atau sedang hujan, bagaimana melihat tanda-tandanya? Tanda lain yang lebih penting adalah kondisi hati yang sejuk, atau dalam beberapa hari merasa tenang, seperti di antaranya telah berbaikan dengan teman, rukunnya keluarga, menebar kebaikan kepada sesama dan sebagainya, karena pada dasarnya Allah sesungguhnya ada dan bersemayam di dalam hatinya orang-orang yang beriman.

Robby menyatakan, alasan mengapa surat Al-Alaq diturunkan 1-5 untuk pertama kalinya karena menurut beberapa tafsir kandungan 5 ayat tersebut sangat mendalam. Di antaranya, proses penciptaan manusia dari segumpal darah, mengajarkan manusia yang ia sendiri tidak tahu dengan Qalam atau pena. Jadi membaca yang disimbolkan dengan perintah iqra’ dan menulis dengan lambing qalam, merupakan filosofi pengetahuan pertama yang dikenalkan kepada kanjeng Nabi Muhammad Saw. Selain itu, al-Quran diturunkan secara berjenjang sesuai dengan konteksnya yakni dengan pengalaman nabi hidup. Pendapat kedua menyatakan ayat al-Quran diturunkan dalam hati Rasulullah, karena alam yang berbeda antara alam rasul dan alam Allah dengan media malaikat Jibril.

Robby menyatakan perbedaan antara malam Lailatul Qadar dan Nuzulul Quran. Jika ditinjau dari turunnya al-Quran, maka Nuzulul Quran hanya turun sekali di masa lalu di bulan Ramadhan, sedangkan Lailatul Qadar setiap bulan Ramadhan pasti akan turun. Selanjutnya, makna turunnya al-Quran ada dua yakni nazala (sudah turun) dan tanazzala (terus akan turun) saat membaca selalu mendapatkan inspirasi, pencerahan, mendapat solusi akan masalah hidup yang dihadapi, mendapatkan kedalaman ilmu pengetahuan, banyak ilmu pengetahuan yang dalam yang perlu digali.

Di akhir ceramahnya, Robby berpesan, “Pertama, cintailah al-Quran karena ia akan menjadi syafaatmu. Kedua, carilah obat ketenangan jiwa di dalam al-Quran karena tidak banyak yang tahu kalamullah adalah benar-benar redaksi yang datang langsung dari Allah. Allah sendiri yang menata kata dan kalimatnya semuanya. Bahkan Allah tidak meminta royaltinya dari cetakan atau terbitan al-Quran dan telah di share di mana-mana, dalam bentuk pdf atau dalam aplikasi di smartphone. Tinggal kita yang mencari hikmah di baliknya.”

Acara yang berlangsung satu setengah jam ini cukup berbobot dan bisa dilihat langsung di akun youtobe ADITV Official https://youtu.be/P9CbT-2F0y8 *Rosi