HMPS Sosiologi Agama Gelar Webinar Nasional Sosiologi Agama Se-Indonesia

Himpunan Mahasiswa Program Studi Sosiologi Agama, Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, menggelar Webinar Nasional Sosiologi Agama dengan tema: “Apa itu Sosiologi Agama? Tantangan Mahasiswa Dua Dimensi di Era Postmodern” pada Sabtu (05/12).
Acara yang digelar secara daring tersebut menghadirkan Dr. Ahmad Salehudin, S.Th.I., MA. sebagai Keynote Speech dan menghadirkan Ketua Asosiasi Sosiologi Agama Indonesia (ASAGI) Dr. Moh. Soehadha M.Hum, serta narasumber Abd. Aziz Faiz, S.Sos., M.Hum selaku dosen SA UIN Sunan Kalijaga dan Dr. Sehat Ihsan Shadiqin, M. Ag. selaku dosen SA UIN Ar-Raniry Banda Aceh.
Ketua HMPS-SA, Moh. Khoiruddin, dalam sambutannya menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang ikut berpartisipasi. Terhitung, ada 15 instansi yang ikut serta sebagai media partner dalam acara Webinar Nasional Sosiologi Agama. Ia juga menyampaikan bahwa webinar ini merupakan program kerja dari Himpunan Mahasiswa Program Studi Sosiologi Agama (HMPS-SA) yang memang rutin diadakan setiap tahun, namun dalam agenda kali ini berbeda dengan sebelum-sebelumnya, acara kali ini bekerjasama dengan seluruh prodi Sosiologi Agama se-Indonesia, tujuannya adalah agar hubungan antar mahasiswa Sosiologi Agama Indonesia semakin erat, dan siap bekerjasama saling mengsukseskan acara-acara selanjutnya.
Dr. Ahmad Salehudin, S.Th.I., MA. dalam sambutannya menyampaikan apresiasi dan penghargaan luar biasa bagi HMPS-SA atas terselenggaranya acara Webinar Nasional Sosiologi Agama. Ahmad Salehudin menyampaikan, saat ini kita berada di ruang serba agama, semuanya di agamakan. Ini adalah kajian yang sangat menarik bagi mahasiswa Sosiologi Agama. Ada komodifikasi agama yang dikemas sedemikian rupa, itu menandakan betapa pentingnya agama sehingga seringkali disalahgunakan oleh kelompok-kelompok tertentu.
Sementara itu, Ketua ASAGI, Dr. Moh. Soehadha, M.Hum., dalam sambutannya, menyampaikan harapan besar untuk prodi-prodi Sosiologi Agama di 15 instansi ini agar lebih ditindaklanjuti, diadakan Kongres, sehingga dapat memiliki program-program SA Indonesia.
“Saya punya harapan agar Himpunan Mahasiswa Sosiologi Agama se Indonesia bisa segera berkongres, memiliki wadah organisasi yang mapan, dan punya program yang nyata. ASAGI InsyaAllah akan selalu membersamai adik-adik, dan semoga disiplin Sosiologi Agama di Indonesia semakin kokoh serta kontributif untuk dunia dan bangsa.”
Hadir sebagai narasumber, Abd. Aziz Faiz, S.Sos., M.Hum., menjelaskan bahwa sosiologi agama penting karena agama merupakan salah satu elemen kunci yang menjadi pembeda antara kehidupan manusia dengan makhluk hidup lainnya. Agama menjadi sebab terdekat dari tindakan sosial, karena ia menjadi nilai sentral. Tidak bisa memahami kehidupan sosial tanpa mengaitkan dengan religiusitas.
Selanjutnya, lanjut Aziz Faiz, mahasiswa Sosiologi Agama kedepannya bisa menjadi akademisi bidang SA, peneliti, pengamat, dan ahli dalam pemberdayaan masyarakat
Sedangkan pemaparan dari Dr. Sehat Ihsan Shadiqin, M. Ag., beliau menyampaikan bahwa saat ini agama dijadikan sebagai “clicknomic” atau “jualan agama”. Era post truth adalah keadaan dimana kebenaran telah terganti dengan ketenaran, dikaburkannya publik dari fakta-fakta objektif.
“Otoratif diukur berdasarkan jumlah follower. Dari spiritualitas menjadi komoditas. Semakin unik, semakin laris. Bukan seberapa benar, tetapi seberapa tenar. Kesalihan hanya soal ucapan dan penampilan, bukan perilaku. Semakin banyak follower, semakin banyak transfer.”
Disinilah peran dan tantangan mahasiswa Sosiologi Agama. Apa yang bisa dilakukan? Be rational, membuat media alternatif, mengembangkan hoax baik, dan melakukan penelitian dengan pendekatan sosial keagamaan.
Acara Webinar Sosiologi Agama ini mendapatkan respon dan antusias yang sangat baik dari kalangan mahasiswa SA se-Indonesia. Terbukti dengan adanya 500 lebih peserta yang ikut berpartisipasi meramaikan acara. (Inggriana Sahara Bintang).