Syawalan Sebagai Ajang Pererat Silaturahmi

Yogyakarta – Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta pada Kamis, 12 Mei 2022 menggelar acara syawalan yang dihadiri oleh pejabat-pejabat UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yakni Prof. Dr. H. Siswanto Masruri, M.A. selaku Ketua Senat Universitas, Wakil Rektor 2, Prof. Dr. Phil. Sahiron Syamsuddin, M.A., Dr. H. Mahfudz Masduki, M.A. selaku penceramah, juga seluruh dosen Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga, tendik, dan para Dekan dari seluruh fakultas di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Dalam sambutannya, Dr. Inayah Rohmaniyah, S.Ag., M.A. Dekan Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam mengucapkan terimakasih kepada seluruh yang hadir. “Ini adalah momentum yang baik untuk kami sejak kami dilantik karena selama pandemi kita tidak merayakan syawalan. Kami sangat terharu dan bersyukur karena akhirnya kita melaksanakan syawalan dan bisa berdampingan dan salaman.”

Selanjutnya, Dr. Inayah juga menyampaikan beberapa dari pencapaian Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam, antara lain fakultas ini telah mencetak satu profesor sejak adanya program profesorisasi dan selanjutnya akan disusul oleh tiga calon profesor lain. Selain itu, Fakultas ini juga mencetak 5 prodi S1 terakreditasi A, 4 S1 prodi sedang menunggu akreditasi internasional atau FIBAA, S2 Aqidan dan Filsafat Islam terakreditasi A, serta pendirian prodi baru yakni S3 Aqidah dan Filsafat Islam, S1 Antropologi Agama, S1 Interdisipliner. Hal ini dapat terjadi karena dukungan seluruh civitas akademik di lingkungan fakultas. Tidak hanya itu, pendapatan BLU tertinggi dari 8 fakultas setelah Fakultas Syariah, rata rata indeks dosen kinerjanya tertinggi dengan indeks kepuasan 3,95, dan prosentasi remun tertinggi didapat oleh fakultas ini.

Selaku perwakilan Rektor, Prof. Sahiron menyampaikan terimakasih kepada seluruh yang hadir dan mengucapkan permohonan maaf. “Bulan syawal ini patut kita jadikan momen untuk meningkatkan spiritual. Dari sisi kinerja kita perlu meningkatkan kinerja kita dengan bekerja demi kepentingan universitas maupun bangsa karena hal itu juga bagian dari peningkatan spiritualitas.” lanjutnya.

Menurut Prof. Siswanto Masruri, “Kita harus memantapkan keberagaman kita dan melestarikan keragaman kita. Selain itu kita harus kompak dengan agama lain, bahkan tidak hanya kompak tetapi kita juga harus melayani, berkontribusi, bermanfaat bagi orang lain.”

Literasi Keragaman sebagai Basis Moderasi Beragama

Mahfudz Masduki mengawali ceramahnya dengan doa untuk para guru yang di Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang telah wafat agar diampuni dosanya dan diterima amal shalehnya.

Selanjutnya, menurut Mahfudz untuk menjadi manusia yang moderat maka dalam bahasa Syafii Ma’arif “Jangan menjadiorang yang memakai kacamata kuda”. Yakni, pribadi dengan satu pandangan, kacamata, perspektif saja akan menghadirkan orang yang tidak moderat. Di lingkungan akademik kampus, hal ini perlu disiasati dengan keragaman literasi.

Mukti Ali memiliki jargon “Sepakat dalam perbedaan, sepakat dalam ketidaksepakatan”. Penghayatan terhadap jargon sepakat dalam perbedaan akan mewujudkan toleransi. “Saya memiliki kesan jika kata toleransi dipahami sebagai menerima kebenaran yang bermacam-macam. Kita sebagai orang Islam harus tegas. Toleransi dalam pemahaman saya menghargai dan menghormati pilihan orang lain, bukan mengakui kebenaran yang lain. Kita mesti tegas dan mantapmembaca ayat innaddina‘indallahilIslam.” lanjutnya.

Acara syawalan dengan tema “Literasi Keragaman sebagai Basis Moderasi Beragama” ini ditutup dengan doa, pembagian doorprize, dan makan bersama. *Rosi Islamiyati