Dilihat 0 Kali

05_567_WhatsApp Image 2025-11-10 at 17.25.02.jpeg

Sabtu, 08 November 2025 14:43:00 WIB

Dekan FUPI, Prof. Robby Abror Mendorong Pentingnya Peran Budaya dalam Pendidikan Guru pada Konferensi Internasional Lord Mahavira College of Education, India

Lord Mahavira College of Education, Hamirghar, Punjab, India, telah menyelenggarakan Konferensi Internasional dua hari bertema “Empowering Teacher Education through NEP 2020: Synergy of Indian Knowledge System (IKS) and ICT”. Acara yang berlangsung secara hybrid (baik offline maupun online) pada tanggal 7-8 November 2025 ini mempertemukan para akademisi, pembuat kebijakan, dan praktisi dari berbagai belahan dunia untuk mendiskusikan masa depan pendidikan guru.

Konferensi ini secara resmi dibuka oleh Dr. Paramjeet Kaur Mangat, Principal, Lord Mahavira College of Education, Hamirghar, Punjab, India, yang dalam sambutannya menekankan pentingnya kolaborasi lintas budaya dan negara serta menekankan penggunaan teknologi dalam membentuk dan mengembangkan pendidik masa depan.

Dalam salah sesi kunci yang menarik, Prof. Dr. H. Robby Habiba Abror, M.Hum., Dekan Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, membahas tentang “Reimagining Teacher Education through Culture and Technology: An Indonesian Perspective Resonating with NEP 2020.” Beliau menggarisbawahi urgensi transformasi pendidikan guru dalam menghadapi disrupsi global dan tuntutan Abad ke-21, serta bagaimana Visi Indonesia Emas 2045 dan kebijakan Merdeka Belajar membentuk konteks nasional yang unik. Dekan Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam tersebut menekankan pentingnya peran budaya sebagai pondasi pendidikan guru, termasuk implementasi kurikulum berbasis kearifan lokal dan relevansi filosofi Pendidikan dari Ki Hajar Dewantara, serta peran teknologi sebagai akselerator. Beliau juga menegaskan sinergi otentik antara budaya dan teknologi untuk menciptakan inovasi pedagogis dan profil guru masa depan yang adaptif, inovatif, berakar budaya, dan berwawasan global, sambil menyoroti resonansi dengan NEP 2020 India. Cross-Learning dari Indonesia untuk India salah satunya berasal dari kekuatan Filsafat Pancasila dan “Bhinneka Tunggal Ika” basis pendidikan karakter dalam masyarakat kita yang multikultural.

Sementara itu, Dr. Deepti Arora, dosen RCB College, Calgary, Kanada, turut memberikan kontribusi berharga dengan paparannya mengenai “Role of Teachers in IKS” (Peran Guru dalam Sistem Pengetahuan India). Dalam diskusinya, Dr. Arora menguraikan bagaimana pengetahuan dalam IKS dipandang saling terhubung (seperti dalam Nyaya, Vedanta, Samkhya). Ia menekankan bahwa guru dalam IKS berperan sebagai ‘gurus’ atau fasilitator kearifan, bukan sekadar penyampai materi. Fokus diberikan pada nilai-nilai, etika, dan realisasi diri sebagai inti pendidikan, dengan penekanan pada dialog (samvaad) dan pembelajaran eksperiensial. Dr. Arora menyimpulkan bahwa guru berperan sebagai jembatan penting antara tradisi dan modernitas dalam konteks IKS.

Konferensi ini dapat menjadi platform penting bagi dialog yang kaya serta pertukaran berbagai ide inovatif antara India, Indonesia, dan Kanada. Adanya konferensi ini juga turut serta membuka jalan bagi pengembangan filsafat Pendidikan dan model pendidikan guru yang lebih tangguh dan relevan di era global yang sarat tantangan ini. (Munawar Ahmad)